Pelaksanaan P5 (proyek penguatan profil pelajar Pancasila) di sekolah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum Merdeka. Senin (04/11) Para siswa kelas 10 dan 11 SMA Negeri 1 Mojosari melaksanakan P5 untuk kedua kalinya dalam semester ganjil ini, dengan tema Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas 10 dan tema Gaya Hidup Berkelanjutan untuk kelas 11.
Dalam unjuk karya kali ini, para siswa kelas 10 ditujukan untuk menyalurkan keterampilan mereka dalam permainan dan tari tradisional, sedangkan untuk kelas 11 sendiri ditujukan untuk menyalurkan keterampilan mereka lewat Poster, Kaligrafi, dan bazar makanan serta minuman.
Pagelaran tari dan permainan tradisional dari kelas 10 di laksanakan di lapangan basket dan dan untuk kelas 11 hasil karya yang telah dibuat diletakkan pada sisi lapangan, sedangkan untuk bazar makanan kelas 11 sendiri berada di depan lapangan di area pohon sawit.
Saat upacara pembukaan Gelar Karya P5, Bapak Wardoyo, S.Pd., M.M.Pd., selaku Kepala SMAN 1 Mojosari, memberi sambutan. Beliau menyampaikan untuk tetap semangat dan berkarya padapara siswa. “Mari kita jadikan P5 sebagai ajang untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi masyarakat. Tetap semangat dan terus berkarya ya,” ungkap beliau.
Setelah acara sambutan, pagelaran pun dimulai dengan menampilkan permainan tradisional dan diselingi oleh tarian tradisional dari bermacam-macam daerah mulai dari Bali, Madura, Papua, NTT, Maluku dan masih banyak lagi.
Sembari menonton pagelaran, siswa-siswi juga Bapak Ibu Guru pun mulai berburu jajanan di bazar makanan kelas 11. Setiap kelas menjual makanan tradisional dengan nama yang unik dan menarik. Terbukti, dengan nama-nama yang unik pembeli menjadi lebih tertarik sehingga hanya dalam waktu sekejap semua jajan di masing-masiong lapak habis terjual.
Salah satu siswi kelas 10, Naurah, mengungkapkan perasaannya saat mengikuti P5. “P5 kali ini sangat seru, tema permainan dan tari tradisional yang diambil kali ini membuat kita bisa mengenal berbagai tarian dan permainan tradisional dari setiap daerah Indonesia. Hal ini juga sebagai bentuk melestarikan tradisi dan budaya yang sudah ada di setiap daerah di Indonesia,” ungkap Naurah.
Shahlu, salah satu siswa kelas 11 mengungkapkan perasaannya. “Saya sangat senang karena untuk P5 kali ini proyeknya tidak terlalu sulit tapi menyenangkan. Dengan membuat kolase saya serasa kembali ke anak TK karena hanya perlu menempel-nempel saja, pokoknya senang sekali,” ungkapnya.
Walaupun demikian, Shahlu juga mengatakan bahwa masih ada beberapa kendala yang dialaminya selama P5. “Selama P5 saya dan teman-teman juga mengalami beberapa kendala, terutama pada bahan-bahan makanan yang di gunakan untuk membuat makanan untuk di jual di bazar. Karena kami berusaha membuatnya sendiri.” Imbuhnya.
Reporter: Insca, Rere, Alena
Penulis: Fitri Naurah