SMA Negeri 1 Mojosari punya cara menarik dalam rangka memperingati Hari Pendidikan pada Selasa, 2 Mei kemarin. Hari yang bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah libur lebaran ini dikhususkan untuk menggelar upacara bendera dan halal bihalal yang diikuti seluruh warga SMA Negeri 1 Mojosari. Menariknya, setiap peserta yang mengikuti upacara Hari Pendidikan pagi itu diwajibkan mengenakan pakaian adat, baik ibu/bapak guru maupun siswa-siswi dari kelas XI dan X.
Hal ini menjadi sebuah fenomena menarik karena tidak setiap kali warga SMA Negeri 1 Mojosari dapat mengenakan pakaian adat secara keseluruhan sebagai sebuah simbol bersatu dalam keberagaman. Mulai dari pakaian adat Jawa, Sunda, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua mewarnai upacara Hari Pendidikan ini.
Sesuai dengan pidato yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, pembina upacara pagi itu, Venny Yunianingrum, S.Pd. menyampaikan bahwa “Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan kembali setiap tantangan yang sudah dihadapi, juga setiap jengkal langkah berani yang sudah diambil. Dengan demikian, kita dapat merancang arah perjalanan kita ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar.”
Melalui momen ini, SMA Negeri 1 Mojosari sebagai salah satu sekolah yang berintegritas tinggi berkomitmen akan mewujudkan program Merdeka Belajar dalam rangka mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan.
Setelah upacara Hari Pendidikan selesai, acara dilanjut dengan kegiatan halal bihalal dengan Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Mojosari. Siswa-siswi kelas X dan kelas XI mendatangi Bapak Ibu Guru yang berbaris rapi membujur di depan kantor untuk meminta galak gampil atau bermaaf-maafan dalam suasana Idul Fitri yang masih terasa.
Salah satu siswi SMA Negeri 1 Mojosari, Rifky Zulfa Afiani menyampaikan antusiasnya mengikuti rangkaian kegiatan pagi itu. “Saya sangat senang dan merasa bangga, seperti hari spesial karena tidak biasanya kami mengikuti upacara dengan pakaian adat yang berbeda-beda tentunya dari Sabang sampai Merauke kita memiliki identitas yang berbeda-beda. Jadi ini merupakan sebuah hal yang baru bagi kita setelah lama bergumul dengan pandemi.”
Menurutnya, mengenakan pakaian adat dalam momen Hari Pendidikan Nasional menjadi sebuah kesempatan untuk belajar bertoleransi dan membiasakan diri hidup dalam keberagaman, bahwa berbeda tidak selalu bertentangan.
Makna Hari Pendidikan Nasional untuknya sendiri adalah bahwa kini, ia dan seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Mojosari telah merdeka dalam belajar, menandakan bahwa mereka sekarang sudah bebas dalam menuntut ilmu.
“Harapannya tentu sangat besar semoga generasi muda, tentunya yang bisa dimulai dari SMA Negeri 1 Mojosari ini adalah generasi muda yang berpotensi tinggi untuk memimpin negara ini,” pungkasnya.
Ibu Endang Binarti, Kepala Sekolah, juga sangat bangga dengan momen Hardiknas kali ini. “Walaupun instruksi untuk melaksanakan upacara berpakaian adat daerah terbilang mendadak, tapi anak-anak dan Bapak Ibu Guru, juga karyawan bisa melaksanakan dengan kompak, apalagi dilanjutkan dengan berjalan bihalal. Itu pertanda kepedulian terhadap kepentingan diri dan bangsa kita sangatlah tinggi,” imbuhnya.
Penulis: Qonita Rahmania
Reporter: Fatur Triambudi